kelompok 5.Kekhalifahan Usmaniyah 1517-1922
Angka
|
Nama
|
Foto
|
Definisi
|
1
|
Selim
I
|
Selim I (lahir 1465- 22
September 1520) juga dikenal sebagai "Si
Murung" atau "Si Pemberani ", Yavuz dalam dalam bahasa Turki, ia adalah khalifah
Turki Usmani dari 1512 hingga 1520.
Salim I dilahirkan di Amasya tahun 1465. Ayahnya adalah Sultan
Bayazid II (1481-1512). Ibunya bernama Ayşe Hatun dari Dulkadir. Pada tanggal
25 April 1512, Sultan Bayezid II menyerahkan
kekuasaan padanya yang didukung oleh militer yang melihat bahwa dia adalah
orang yang ideal untuk membangkitkan gerakan ekspansi wilayah. Bayazid II
sendiri, tak lama kemudian meninggal dunia.
Sejak
awal pemerintahannya, Sultan Salim cenderung menyingkirkan lawan-lawan
politiknya walaupun berasal dari saudara-saudaranya atau anak-anak mereka.
Meski keras hati, namun dia masih senang berteman dengan orang-orang alim dan
sangat menyukai sastra Persia dan Sejarah. Di jamannya, Ia menghentikan
gerakan Jihad ke Eropa, dan mengalih-kannya ke Timur, untuk menyelamatkan
wilayah-wilayah suci umat Islam dari rongrongan Portugis dan Spanyol dan juga
membendung arus penyebaran aliran Syiah di Anatolia dan Irak yang disponsori
oleh Dinasti Safawiyah dari Persia.
Oleh karena itu ia menyerang Kerajaan Safawiyah dan berhasil
menduduki Tabriz, Mesopotamia, dan sebagian wilayah Armenia(1515). Setelah
itu Ia menyerang dan menghancurkan Kesultanan Mamluk dalam Pertempuran Marj
Dabiq dan al-Raydaniyya, yang menyebabkan menyatunya Suria, Palestina, dan
Mesir. kedalam wilayah Kesultanan
Usmaniyah. Otomatis kota suci Mekkah dan Madinah masuk kedalam kekuasaannya.
Ia lalu mengangkat dirinya sebagai Khadim ul Haremeyn, "Pelayan dari
Kedua Kota Suci".
Setelah
Salim menjadi penguasa kota-kota suci Islam dan merebut Mesir, maka Khalifah
Al-Mutawakkil III dari Kairo dibawa ke Konstantinopel. Di sini Khalifah
secara resmi menyerahkan kepada Salim gelar Khalifah serta
lambang-lambangnya, yaitu pedang dan jubah nabi.
Selama
pemerintahannya, Salim memperluas wilayah Usmaniyah dari 2,5 juta km2 menjadi
6,5 juta km2. Ia membuat penuh perbendaharaan kerajaan, menguncinya dengan
meterainya sendiri dan mengumumkan bahwa, "Barangsiapa membuat penuh
perbendaharaan ini melebihi isinya sekarang, ia dapat menggunakan meterainya
untuk mengunci perbendaharaan.” Perbendaharaan ini dikunci dengan meterainya
hingga runtuhnya Khilafah Turki Utsmani 400 kemudian.
Setelah kembali dari perangnya di Mesir. Ia mendapat surat dari
penduduk Afrika Utara untuk meminta perlindungannya dalam menghadapi
pelaut-pelaut Spanyol dan Portugis yang mengacau di Laut Tengah. Oleh karena
itu ia menyiapkan ekspedisi untuk memerangi Rhodes dan di sana ia meninggal pada 9 Syawal 926 H
/ 22 Septembar 1520 karena sirpence, infeksi kulit. Sebagian sejarahwan
percaya bahwa ia diracuni oleh dokter yang merawat infeksinya.
Selim juga seorang penyair dan ia menulis dengan menggunakan
nama julukannya, mahlas Selimi Dalam
salah satu puisinya, ia menulis: "Sebuah permadani cukup besar untuk
diduduki oleh dua orang sufi, tetapi
dunia tidak cukup besar untuk dua orang raja.”
|
|
2
|
Suleiman
I
|
Suleiman I (Ottoman Turki: سليمان اول) adalah kesepuluh dan terpanjang memerintah Sultan Kekaisaran
Ottoman, dari 1520 sampai kematiannya pada tahun 1566. Ia dikenal di Barat
sebagai Suleiman dan di Timur, sebagai Pemberi Hukum (Turki: Kanuni; Arab: القانونى, al-Qanuni), untuk rekonstruksi lengkap tentang sistem hukum
Ottoman. Suleiman menjadi raja terkemuka abad ke-16 Eropa, memimpin puncak
militer Kekaisaran Ottoman, kekuasaan politik dan ekonomi. Suleiman secara
pribadi memimpin tentara Ottoman menaklukkan benteng Kristen Belgrade,
Rhodes, dan sebagian besar Hongaria sebelum penaklukan diperiksa di
Pengepungan Wina tahun 1529. Ia menganeksasi sebagian besar Timur Tengah
dalam konflik dengan Safawi dan sebagian besar wilayah Utara Afrika sejauh
barat Aljazair. Di bawah pemerintahannya, armada Ottoman mendominasi laut
dari Mediterania ke Laut Merah dan Teluk Persia.
Di
kemudi sebuah kerajaan berkembang, Suleiman pribadi melembagakan perubahan
legislatif yang berhubungan dengan masyarakat, pendidikan, perpajakan, dan
hukum pidana. Hukum kanonik nya (atau Kanuns) tetap berupa kekaisaran selama
berabad-abad setelah kematiannya. Tidak hanya itu Suleiman seorang penyair
terkemuka dan tukang emas di kanan sendiri; ia juga menjadi pelindung besar
kebudayaan, mengawasi zaman keemasan seni, pengembangan sastra dan arsitektur
Kekaisaran Ottoman. Dia berbicara enam bahasa: Ottoman Turki, Arab, Serbia,
Chagatai (dialek bahasa Turki dan berhubungan dengan Uighur), Persia dan
Urdu.
Dalam
istirahat dengan tradisi Ottoman, Suleiman menikahi seorang gadis harem,
Roxelana, yang menjadi Hurrem Sultan; intrik sebagai ratu di pengadilan dan
kekuasaan atas Sultan membuatnya cukup terkenal. Anak mereka, Selim II,
berhasil Suleiman setelah kematiannya pada tahun 1566 setelah 46 tahun
berkuasa.
|
|
3
|
Selim
II
|
Selim II , bahasa Turki
Ottoman (Selim -i-sani'), bahasa Turki (II Selim) (28 Mei 1924-12 Desember 1957) adalah
sultan Turki Ottoman dari 1566 hingga kematiannya. Ia adalah putra Suleiman yang
Agung 1520–1566) dan isteri
kesayangannya Roxelana (juga Hurrem atau Anastasia Lisovska).
Setelah naik tahta sesudah intrik istana dan pertentangan
saudara, Selim II menjadi sultan pertama yang sama sekali tidak tertarik
dengan militer dan mencoba meninggalkan kekuasaan ke tangan para menterinya.
Wazir Agungnya Mehmed Sokollu seorang muallaf Serbia dari daerah yang kini bernama Bosnia dan
Herzagovina, mengendalikan sebagian
besar urusan negeri, dan 2 tahun setelah naik tahtanya Selim ia berhasil
mengadakan perjanjian (17 Februari 1568) dengan kaisar Romawi Suci Habsburg
Maximilan II (1564–76) di Istambul di
mana sang Kaisar bersedia membayar "hadiah" tahunan 30.000
Dukat di mana sang Kaisar bersedia
membayar "hadiah" tahunan 30.000 Moldavia dan Walachia.
Pada bulan September 1567 Sultan Selim II mengeluarkan
perintah untuk melakukan ekspedisi militer besar-besaran di Aceh. setelah
adanya petisi dari Sultan Aceh kepada Suleiman II yang telah meninggal setahun sebelumnya.
Petisi tersebut meminta bantuan kepada Turki untuk menyelamatkan kaum
Muslimin yang terus dibantai Portugis karena meningkatnya aktivitas militer Portugis
yang menimbulkan masalah besar terhadap para pedagang Muslim dan jamaah haji
dalam perjalanan ke Makkah. Pasukan
tersebut dipimpin oleh laksamana Kordoglu Hizir Reis dan Suez bersama dengan sejumlah ahli senapan api,
tentara, dan artileri. Pasukan ini diperintahkan berada di Aceh selama
diperlukan, namun dalam perjalanannya
armada besar ini hanya sebagian (500 orang, termasuk para ahli senjata api,
penembak, dan ahli-ahli teknik) yang sampai ke Aceh karena dialihkan untuk
memadamkan pemberontakan di Yaman yang berakhir tahun 1571. dengan bantuan
ini, Aceh menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1568.
terhadap Rusia,Selim kurang beruntung, dan pertempuran pertama
antara Turki Usmani dengan saingannya dari utara itu menandai tibanya
bencana. Sebuah rencana diuraikan di Istambul untuk menghubungkan Volga dan
Don dengan terusan, dan pada musim panas 1569 sepasukan besar Yunisari dan
kavaleri dikirim untuk mengepung Astrakhan
dan memulai kerja terusan, sementara itu sebuah pasukan Turki
mengepung Azov. Namun serangan
mendadak ari garnisun Astrakhan memukul mundur para pengepung itu; pasukan
penolong Rusia sebanyak 15.000 menyerang dan menceraiberaikan para pekerja
dan angkatan Tatar dikirim untuk melindungi mereka; dan akhirnya, pasukan
Turki dibinasakan oleh badai. Pada awal1570 DuBes Ivan IV dari Rusia
menandatangani perjanjian di Istambul yang memperbaiki hubungan baik
antara Sultan dan Tsar.
Selim meninggal setelah sakit akibat tergelincir di lantai
ruang mandi yang belum selesai.
|
|
4
|
Murad
III
|
Murad III, (Ottoman Turki ;
Murad-i-salis, bahasa Turki III murad) (4 Juli 1546- 15 Januari 1595) adalah
sultan Turki Usmani dari 1574 hingga kematiannya.
Murad III adalah putera sulung sultan Selim II (1566–74)
dan valid sultan Nur-Banu lahir Cecilia
Venier-Baffo) dan menggantikan ayahandanya pada 1574.
Murad
naik tahta setelah ayahnya wafat. Otoritasnya dipengaruhi oleh kalangan
harem, terutama ibunya dan kemudian istri tercintanya Safiye Sultan.
Sedangkan pemerintahan Usmaniyah dikendalikan oleh wazirnya yang jenius
Mehmed Sokollu yang memerintah sejak masa Salim II hingga terbu-nuhnya pada
Oktober 1579.
Dia
memberikan pensiunan tentara sebanyak 110.000 uang mas lira. Kebija-kannya
ini mampu membendung gejolak yang sering terjadi apabila uang itu terlam-bat
dibagikan. Ia juga memerintahkan pelarangan miras. Namun hal ini ditentang
pasukan Jenisari sehingga memaksa agar larangan tersebut dicabut. Ini adalah
awal kemunduran Usmaniyah karena Sultan tidak mampu memberlakukan Syariat
Islam dan terjadinya penyimpangan pada rakyatnya.
Di
awal pemerintahannya (1574), Raja Polska, Henry De Palo melarikan diri ke
Perancis. Maka Sultan mengarahkan tokoh-tokoh Polska agar memilih Raja dari
Transylvania, sehingga Polska berada dibawah pemerintahan Usmani pada tahun
1575. Dan hal ini diakui Austria pada tahun 1576. Ketika pasukan Tartar pada
tahun 1576 menyerang Polska, Sultan Usmaniyah menyatakan perlindungannya.
Sultan juga memperbaharui hak-hak Perancis dan Hungaria. Duta perancis
mendapatkan posisi yang penting. Banyak Dubes menemui sultan untuk melakukan
kesepakatan bisnis yang kelak menjadi sarana ampuh pihak asing melakukan
intervensi atas masalah dalam negeri. Tahun 1577 akibat krisis pada di Persia
karena wafatnya Shah Tahmasab, Pemerintah Usmaniyah mengirimkan ekspedisi ke
Kaukasia dan berhasil menaklukkan Taples dan Karjistan. Setelah itu tahun
1585 memasuki Kota Tabriz. Lalu menguasai Azerbaijan, Georgia, Syairawan dan
Luzastan. Tatkala Syah Abbas men-jadi penguasa Persia, ia berusaha melakukan
negoisisasi damai dengan Usmaniyah. Dalam perjanjian itu, ia akan menyerahkan
semua wilayah yang kini berada ditangan Usmaniyah menjadi wilayah kekuasaan
mereka. Ia juga berjanji tidak akan mencela Abu bakar, Umar dan Usman
diwilayah yang menjadi kekuasaannya.
Sementara
itu pasukan Jenisari melakukan pembangkangan setelah pepe-rangan terhenti
sehingga ketika Sultan Murad menugasi mereka memerangi Hu-ngaria, mereka
kalah di depan pasukan Austria yang membantu Hungaria. Mereka mampu menduduki
beberapa benteng yang setelah itu berhasil direbut kembali Sinan Pasya. Namun
penguasa Valechie, Baghdan dan Transylvania memberontak dan bergabung dengan
Austria. Usaha Sinan Pasya pada tahun 1594 untuk menaklukannya gagal dan
harus kehilangan beberapa kota. Sementara Migrasi orang Yahudi yang dipimpin
oleh Abraham dan keluarganya yang bermukim di Thur terpaksa diusir keluar
karena mereka bersikap kasar terhadap pendeta Dirsan Caterin dan juga
bersikap kejam yang menyebabkan orang-orang kristen mengadu kepada Sultan.
Tercatat Ratu Elizabeth I dari Inggris dan Sultan Murad III saling berkirim
surat dan utusan. Dalam satu korespodensi, Murad tertarik dengan gagasan
bahwa Islam dan Protestan memiliki "jauh lebih banyak kesamaan daripada
dengan Gereja Katolik Roma, karena keduanya menolak penyembahan
berhala", dan ini dijadikan alasan persekutuan antara Inggris dan
Kesultanan Usmaniyah. Oleh karena itu Inggris mengekspor timah dan peluru
meriam dan amunisi untuk Kesultanan Usmaniyah, dan Elizabeth serius membahas
operasi militer bersama dengan Murad III selama pecahnya perang dengan Spanyol
pada 1585, ketika Francis Walsingham melobi sultan agar melibatkan militer
Utsmani untuk melawan Spanyol sebagai musuh bersama.
Sultan Murad wafat pada tanggal 16 Januari 1595.
|
|
5
|
Mehmed
III
|
Mehmed III adalah khalifah
Turki Usmani dari 1959 hingga kematiannya.
Mehmed III terkenal di sejarah Ottoman, karena memerintahkan
pencekikan 16 saudaranya saat naik tahta. Mehmed III adalah penguasa pemalas,
meninggalkan pemerintahkan ke tangan ibundanya Safiye Sultan, valide sultan
Peristiwa utama masa pemerintahannya adalah Perang Austria Ottomant di
Hungaria 1596-1605.Pasukan Mehmed III menaklukkan Erlau (1596) dan
mengalahkan angkatan Habsburg dan Transylvania pada Pertampuran
Mezokeresztes.
Masa
pemerintahan Mehmed III tak menyaksikan kemunduran utama Kekholifahan Turki
Utsmani
|
|
Angka
|
Nama
|
Foto
|
Definisi
|
|
6
|
Ahmed I
|
|
Ahmed I adalah khalifah Turki Usmani dari
1603 hingga kematiannya.
Ahmed I menggantikan ayahandanya
Mehmed III ((1595–1603) pada 1603 dan
menjadi sultan pertama Ottoman yang naik tahta sebelum dewasa. Ia penyayang
dan peramah, yang ditunjukkannya dengan menolak menghukum mati saudaranya
Mustafa (kemudian Mustafa I) , yang akhirnya menggantikannya pada 1617. Ia
dikenal karena kecakapannya main anggar, balap kuda, dan kefasihan dalam
sejumlah bahasa.
Di bagian awal masa pemerintahannya
Ahmed I terlihat tegas dan giat, yang diingkari oleh kelakuannya yang
kemudian. Perang yang menyertai kenaikannya di Hongaria dan di Persia.
berakhir tak menguntungkan untuk kesultanan itu, dan gengsinya mencapai tanda
dalam perjanjian Zsitvatorok
ditandangani pada 1606 di mana
upeti tahunan yang dibayar oleh Austria, dihapuskan. Georgia dan
Azerbajian diserahkan ke Persia.
Ahmed I berhenti bersenang-senang
selama akhir masa pemerintahannya, yang berakhir pada 1617, dan demoralisasi dan korupsi menjadi umum
di seluruh layanan umum seperti indisipliner di tingkat pasukan. Konon
pemakaian tembakau telah diperkenalkan
di negara itu selama masa pemerintahannya. Ahmed I mangkat akibat tifus pada
1617.
Kini Ahmed I terutama diingat untuk
pembangunan Masjid Sultan Ahmed, (juga dikenal sebagai Masjid Biru), salah
satu karya besar arsitektur Islam. Daerah di Istambul sekeliling mesjid itu
kini disebut Sultanahmet. Ia dimakamkan di sebuah masoleum di kanan luar
dinding mesjid terkenal itu.
|
|
7
|
Mustafa I
|
|
Mustafa I adalah sultan Turki Usmani dari
1617 hingga 1618, dari 1622 sampai 1623.
Saudara Ahmed I (1603–17),
Mustafa I dilaporkan menderita retardasi mental atau setidaknya mengidap
penyakit saraf dan tak pernah lebih dari seprangkat klik pengadilan di Istana
Topkapi. Semasa pemerintahan saudaranya, ia dikurung di ruangannya dalam
penjara sesungguhnya selaam 14 tahun.
Pada 1618 ia dijatuhkan untuk kepentingan
keponakannya Osman II (1618–22), namun setelah pembunuhan Osman II pada 1622
ia naik tahta kembali dan menjabatnya hingga dijatuhkan dan dipenjara oleh
saudara Osman II, Murad IV (1623–40). Mustafa I meninggal 16 tahun kemudian.
|
|
8
|
Osman II
|
|
Osman II (disebut juga Genc Osman artinya Osman Muda, bahasa
Turki) adalah sultan Turki Usmani dari tahun 1618 hingga kematiannya pada 20
Mei 1622.
Osman II adalah putra Sultan Ahmed I (1603–17) dan
permaisurinya sultan Mahfiruze yang berdarah Yunani. Di usia muda, ibundanya memperhatikan
pendidikannya, sebagai akibatnya Osman II menjadi penyair terkenal dan
menguasai banyak bahasa, termasuk bahasa Arab, Persia, Yunani, Latin, dan
Italia. Ia naik tahta pada usia 14
sebagai akibat kudeta terhadap pamannya Mustafa I (1617–1618, 1622–1623).
Walaupun muda, Osman II sefera mencoba menampakkan diri sebagai penguasa, dan
setelah mengamankan perbatasan timur khilafah dengan menandatangani
perjanjian damai dengan Safavid.
secara pribadi ia memimpin serangan atas Polandia selama peperangan
Jago-jago Moldova. Dipaksa
menandatangani perjanjian damain dengan Polandia setelah pertempuran Chotim
(cochim) (yang nyatanya, pengepungan Chotim
yang dipertahankan oleh Jan Chodkiewicz antara September-Oktober 1621, Osman II kembali ke Istanbul dengan rasa
malu, menyalahkan pasukan Yeniceri dan ketidakcukupan para negarawannya
atas penghinaannya.
Barangkali sultan pertama yang mengenali
Yenisari sebagai lembaga yang lebih
banyak membahayakan, Osman II menutup toko kopi mereka (tempat bertemu untuk
merencanakan konspirasi terhadap pemerintahan) dan mulai merencanakan pasukan
etnis turki yang baru dan setia. terdiri atas orang Anatolia, Suriah, dan
Mesir beserta orang Tarkmen. Hal ini menyebabkan pemberontakan Yenisari yang mencoba memenjarakan sultan yang masih
muda itu. Saat seorang algojo dikirim untuk mencekiknya, Osman II menolak
menyerah dan mulai bergulat dengan lelaki itu dan bisa diatasi saat ia
dihantam di punggung dengan kapak oleh salah satu tahanan. Setelah itu ia
dicekik. Kemungkinan lain, pelancong Turki Evliya Seleby mencatat bahwa setelah putting up a
desperate struggle, Osman II dihukum mati dengan tali atas perintah Wazir
Agung Kara Davut Pasha setelah dibuat
tidak berdaya oleh prajurit kavaleri dengan 'mengompres zakarnya'.
Osman II adalah sultan yang amat progresif, namun
kurangnya calon profesional dan berkemauan keras menyebabkan reformasi yang
dilaksanakannya menyebabkan kejatuhannya. Sebagai penguasa ia cerdik dan
energik. Tak seperti kebanyakan pendahulunya ia tampil lebih baik. Kekurangan
terburuknya sebagai politikus kemungkinan ia terlalu banyak mencoba terlalu
awal.
|
|
9
|
Mustafa I
|
|
Mustafa I adalah sultan Turki Usmani dari
1617 hingga 1618, dari 1622 sampai 1623.
Saudara Ahmed I (1603–17),
Mustafa I dilaporkan menderita retardasi mental atau setidaknya mengidap
penyakit saraf dan tak pernah lebih dari seprangkat klik pengadilan di Istana
Topkapi. Semasa pemerintahan saudaranya, ia dikurung di ruangannya dalam
penjara sesungguhnya selaam 14 tahun.
Pada 1618 ia dijatuhkan untuk kepentingan
keponakannya Osman II (1618–22), namun setelah pembunuhan Osman II pada 1622
ia naik tahta kembali dan menjabatnya hingga dijatuhkan dan dipenjara oleh
saudara Osman II, Murad IV (1623–40). Mustafa I meninggal 16 tahun kemudian.
|
|
Angka
|
Nama
|
Foto
|
Definisi
|
|
10
|
|
|
Murad Oglu
amed atau Murad VI adalah sultan Turki Usmani antara 10 September
1623- 9 Februari 1640 terkenal karena perbaikan
otoritas negara dan kebrutalan metodenya. Ia adalah anak dari
Sultan Ahmed I dan Sultan Kosyem yang berdarah Yunani.
Naik tahta melalui sebuah konspirasi
pada tanggal 10 September 1623, ia menggantikan pamandanya Mustafa I pada usia 11. Di masa yang panjang Murad IV
berada dalam kendali kerabat-kerabatnya, dan selama tahun-tahun pertama
pemerintahannya sebagai sultan, ibundanya (Valide Sultane), Kösem, memegang
kekuasaan. Negaranya jatuh dalam keadaan anarki, serangan Safavid terhadap
khilafah yang begitu cepat, pergolakan di Turki Utara dan
serbuan Yeniceri ke istana pada tahun 1631 yang membunuh wazir agung. Murad IV takut
akan nasib kakandanya Osman II memutuskan untuk menuntut kekuasaanya. Ia
mengeluarkan perintah untuk membunuh saudaranya Beyazid pada tahun 1635, diikuti oleh eksekusi terhadap 2 saudaranya
setahun kemudian.
Ia mencoba memberantas korupsi yang
telah berkembang semasa pemerintahan sultan terdahulu. Terhadap hal ini ia
mengubah sejumlah kebijakan, seperti membatasi pengeluaran tak berguna. Ia
juga melarang alkohol, kopi dan tembakau.
Ia memerintahkan hukuman mati bagi mereka yang melanggar aturan ini.
Ia akan meronda di jalanan dan kedai seluruh Istanbul dengan berpakaian seperti rakyat biasa di
malam hari, menyaksikan penegakan hukum ini. Jika saat meronda di dalam ia
menyaksikan prajurit merokoq atau mabuk-mabukan, ia akan membunuhnya di
tempat. Konon, ia sendiri seorang peminum alkohol, walaupun ia melarangnya.
Secara militer, pemerintahan Murad IV
terkenal akan perang terhadap Persia
di mana pasukan Turki menaklukkan Ajerbajian dan Tazir Bagdad takluk
pada tahun 1638, setelah mengepungnya. Perjanjian perdamaian ditandatangani
pada tahun 1639(perjanjian Kasr-i Shirin) sebelum kematiannya.
Murad IV sendiri memerintahkan serbuan
terhadap Mesopotamia dan terbukti
menjadi panglima tertinggi handal. Selama gerakannya ke sana, ia meredam
semua pemberontakan di Anatoli.
Sebagai akibatnya, banyak nama tempat sekitar yang dinamai menurut
namanya.
Ia mangkat pada usia 27 tahun akibat
sirosis hepatis pada tahun 1640. Sebelum mangkat, ia memerintahkan hukuman
mati terhadao adindanya Ibrahim, yang berarti akan memangkas garis keturunan
Turki Usmani (Ibrahim sendiri adalah satu-satunya lelaki di keluarga
kesultanan bila Murad IV meninggal), namun perintah itu tidak dilaksanakan.
|
|
11
|
Ibrahim I
|
|
Ibrahim I( 5 November 1615-Istanbul 12/18
Agustus 1648) adalah sultan turki Usmani dari 1640 hingga 1648.
Secara tidak resmi ia sering disebut sebagai Ibrahim yang Gila (bahasa Turki: Deli Ibrahim) karena keadaan jiwanya.
Salah satu Sultan Ottoman yang
terkenal, ia dibebaskan dari Kafes dan
menggantikan kakandanya Murad IV (1623–40) pada tahun 1640, meskipun
bertentangan dengan harapan Murad IV, yang telah memerintahkannya dibunuh.
(Murad IV sendiri menggantikan kakandanya Osman II pada tahun 1622. Mewarisi semua kekejaman namun tidak
kemampuan kakandanya, Ibrahim membawa negaranya hampir jatuh di jangka waktu
yang singkat — barangkali sama dengan kekuasaan Phocas (1602–1610)
dari Kerajaan Bizantium. Mungkin karena menderita kelabilan mental, ia
disebut-sebut menderita nurastheria dan juga tertekan setelah kematian saudaranya. Pemerintahannya
terjadi karena ibundanya yang berdarah Yunani. Sultan Kosem yang tak lama dicegah mengendalikan negara
seperti harapannya.
Ia dikenal tergoda dengan wanita gemuk
menitahkan orang-orangnya menemukan wanita paling gemuk. Seorang calon dibawa
dari Georgia atau Armenia dan Ibrahim
begitu senang dengannya sehingga ia memberinya dana pemerintah dan
(kemungkinan) jabatan gubernur. Ia terlihat memberi makan ikan yang hidup di
kolam istana dengan koin sehingga ia sering dijuluki Gila.
Awalnya Ibrahim meninggalkan politik,
namun akhirnya ia mengadakan peningkatan dan hukuman mati sejumlah
wazir, perang dengan Venessia
dikumabdangkan, dan meski La
Serenissima turun, kapal-kapal Venessia menang perang sepanjang Aegea merebut
Tanedos(1646) pintu gerbang Laut
Dardanella. Pemerintahan Ibrahim
berkembang lebih pesat dari yang diperkirakan. Akhirnya, ia dijatuhkan di
sebuah kudeta yang dipimpio oleh Muffi Agung
Ada cerita meragukan bahwa Mufti Agung berbuat demikian karena
keputusan Ibrahim menenggelamkan 280 orang-orang harem.
|
|
12
|
Mehmed IV
|
|
Mehmed
IV juga dikenal sebagai Mohammed IV (lahir 2 Januari 1642, mangkat 1693) adalah sultan
Turki Ottoman dari 1648 hingga 1687.
Ia adalah putra Sultan Ibrahim I,
dan permaisurinya Turhan Hadice.
|
|
13
|
Suleiman II
|
|
Suleiman
II adalah sultan Turki Usmani dari 1620-1666. adinda Mehmed IV (1648–87),
Suleiman II menghabiskan sebagian besar hidupnya di kafes(sangkar), sejenis
tahanan mewah buat pangeran di Istana Topkapi (dirancang untuk memastikan
takkan ada pemberontakan).
Saat didekati naik tahta setelah
terdepaknya kakandanya pada 1687, Suleiman II mengira bahwa delegasi itu akan
datang membunuhnya dan satu-satunya cara memengaruhi adalah ia bisa digoda
keluar istananya untuk bersiap dianugerahi pedang khalifah secara seremonial.
Sulit mengendalikan diri, Suleiman II
membuat pilihan cerdas dengan mengangkat Ahmed Faizil Kopruluu sebagai raja
Muda. Di bawah kepemimpinan
Köprülü,Turki menghambat gerak maju
Austria dan Serbia dan membasmi
pemberontakan di Bulgaria. Selama
gerakan mengambil kembali Hongaria timur, Köprülü dikalahkan dan syahid di tangan
Ludwig Wilhem dari Baden dalam
Zslankamen pada 1690. Suleiman II sendiri mangkat setahun kemudian.
|
,
|
Angka
|
Nama
|
Foto
|
Definisi
|
|
14
|
Ahmed II
|
|
Ahmed II adalah sultan
Turki Usmani dari tahun 1691 sampai
1695. ia adalah putra dari Sultan Ibrahim I (1640–1648)
dan menggantikan saudaranya Suleiman II (1687–1691) pada 1691.
Tindakan Ahmed II yang banyak diingat adalah
pengangkatan Mustafa Kopruu sebagai raja Muda. Hanya beberapa minggu setelah kenaikannya
Kesultanan Ottoman mendapat kekalahan besar dalam pertempuran Slankamen
dari Austria dibawah Ludwig Wilhem dari Baden dan di pukul ke Hongaria. Selama 4 tahun masa pemerintahannya bencana
demi bencana terus melanda negerinya, dan pada 1695 Ahmed II meninggal, lelah
akibat penyakit dan kedukaan.
|
|
15
|
Mustafa II
|
|
Mustafa II (lahir 6
Februari 1664- meniggal 28 Desember 1703 pada umur 39 tahun) , ia adalah
sultan Turki Usmani dari 1695 hingga 1703. Ia
adalah putra sultan Mehmed IV (1648–8167) dan turun tahta demi kepentingan
saudaranya Ahmed III (1703–30) pada 1703.
Di akhir kekuasaannya, Mustafa II
mencoba memperbaiki kekuasaan, yang hanya menjadi jabatan simbolis sejak
pertengahan 1600-an, saat Mehmed IV memberikan kekuasaannya pada Raja Muda.
Strategi Mustafa II adalah menciptakan dasar alternatif baginya membuat
kedudukan timar. Anggota kevaleri kesultanan Ottoman setia padanya. Namun,
timar-timar itu, pada titik ini bertambah menjadi bagian usang mesin militer
Turki Utsmani.
Strategi itu (disebut "kejadian Edirne"
oleh sejarawan) gagal, dan Mustafa II didepak pada tahun yang sama, 1703.
|
|
16
|
Ahmed III
|
|
Ahmed III (30 Desember
1673- 1 Juli 1736) adalah sultan turki usmani dan putra dari siltan Mehmed
IV. Ia naik tahta berkar Bab-i Ali pada tahun 1703. setelah mundurnya saudaranya Mustafa II.
Ahmed membangun hubungan baik dengan
Inggris, mengingat ancaman Rusia.
Negaranya memberikan perlindungan pada Raja Karl dari Swedia yang
kalah perang dalam Pertempuran Poltava pada tahun 1709. pada zaman Tsar
Potry Agung. Karena harapannya untuk
berperang mewanan Rusia, sultan ini mengumumkan perang terhadap
saingannya di utara, di bawah pimpinan Wajir Agung Baltajir Mahommed Pasa
pasukan Turki berhasil memaksa Rusia bertekuk lutut di sungai Prut tahun
1711.
Perang itu diakhiri dengan perjanjian
yang menuntut pengembalian Azov kepada Turki, penghancuran sejumlah benteng
yang dibangun untuk Rusia, sedangkan Tsar berjanji untuk berhenti ikut campur
dalam urusan Persemakmuran Polandia-Lituania.
Harapan Sultan untuk berjalan menerobos Moskkow hampir saja berhasil kalau saja tidak ada
serangan Safavid ke negaranya.
Pemerintahan Ahmed III, yang
berlangsung selama 27 tahun, meski ditandai dengan bencana Perang Turki
Besar, tidak berhasil karena daerah
Balkan hilang ke tangan Monarki Habsburg.
Di masanya, keuangan Turki berjalan baik, diperoleh tanpa pajak berlebihan maupun PungLi. Di masa pemerintahannya
pula, terjadi perubahan penting di kepangeranan Donau.
|
|
17
|
Mahmud I
|
|
Mahmud I adalah sultan
kesultanan usmania dari 1730 hingga 1754. ia adalah putra dari sultan Mustafa
II(1695–1703) dan kakanda dari Osman III
(1754–57).
Mahmud I diakui sebagai sultan oleh
pemberontak begitupun pejabat pengadilan namun beberapa minggu setelah
penobatannya negara berada di tangan pemberontak. Ketua mereka, Patronal
Halil berpacu dengan sultan baru ke
Masjid Eyub di mana upacara Mahmud I yang segera mulai dengan pedang Othman
dilaksanakan; banyak perwira kepala yang didepak dan pengganti mereka yang
diangkat atas perintah pemberontak yang pemberani yang telah bertugas di
tingkat Yenisari dan yang muncul
sebelum sultan bertelanjang kaki dan di seragam lamanya sebagai prajurit
biasa. Seorang jagal Yunani yang bernama Yanaki telah menghargai Patrona dan
meminjaminya uang selama 3 hari kekacauan. Patrona menunjukkan terima
kasihnya dengan memaksa Divan mengangkat Yanaki sebagai Hospodar Moldova.
Keangkaraan kepala pemberontak membuatnya tak lama didukung. Khan Krimea,
yang diancam mundur, berada di Istambul dan dengan asistennya Wazir Agung,
Mufti dan Aga Yenisari berhasil
membebaskan pemerintahan dari perbudakan. Patrona dibunuh dalam kehadiran
sultan setelah sebuah Divan yang ia meminta perang mesti dideklarasikan
terhadap Rusia. Istri Yunaninya, Yanaki, dan 7.000 orang yang mendukungnya
juga dihukum mati. Kecemburuan yang dirasakan perwira Yenisari terhadap
Patrona, dan kesiapan mereka untuk membantu pengancurannya, banyak membantu
pengerahan tenaga pendukung Mahmud I dalam mengakhiri pemerintahan
pemberontak setelah berlangsung hampir 2 bulan.
Masa-masa akhir pemerintahan Mahmud I
didominasi perang dengan Persia dan Rusia. Mahmud I mempercayakan
pemerintahan kepada wazirnya dan menghabiskan sebagian besar waktunya
menyusun puisi.
|
|
Angka
|
Nama
|
Foto
|
Definisi
|
|
18
|
Osman III
|
|
Osman III adlah sultan Turki Usmani dari 1754 hingga
1757. Adinda dari Mahmud I (1730–54) dan putra
Mustafa II 1695–1703), Osman III
sebenarnya pangeran tiada arti. Masa jabatannya yang pendek dicatat sebagai
masa di mana intoleransi di antara nonmuslim (Orang kristen dan yahudi) diminta mengenakan pakaian atau lencana
khusus) bertambah dan kebakaran di Istanbul.
Osman III menghabiskan sebagian besar
hidupnya di tahanan, dan saat menjadi Sultan ia menunjukkan keanehan tingkah
laku. Tak seperti sultan sebelumnya, ia benci musik, dan mengusir semua
musikus keluar istana. Juga tinggal di “kafes”, istana tahanan di “harem” yang
berisi para budak rumah tangga wanita ia tak menyukai persahabatan dengan
wanita, sehingga ia mengenakan sepatu besi agar tak melalui jalanan dengan
wanita manapun. Dengan mengenakan sepatu itu mereka akan mendengarnya
mendekat lalu menjauh.
|
|
19
|
Mustafa III
|
|
Mustafa III (lahir 28 Januari 1717- meninggal 21 Januari
1774) adalah sultan kesultanan Usmaniyah .Mustafa
memiliki 2 putera yang bernama selim dan Mohammed, ia juga memiliki 5 orang putri. Mustafa III adalah seorang
penguasa yang bersemangat dan cerdik, Mustafa III mencoba memodernkan pasukan
dan mesin dalam negeri untuk membawa negerinya sama dengan Kuasa Eropa. Ia
melindungi layanan jenderal asing untuk mengawali reformasi infantri dan
artileri. Sultan juga memerintahkan pendirian Akademi Matematika, Navigasi,
dan Sains.
Sayangnya negara Ottoman telah menurun begitu jauh.
Sadar akan lemahnya militer negerinya, Mustafa III menghindari perang dan tak
sanggup mencegah aneksasi Krimea oleh Katarina II dari Rusia. (1762–96).
Namun, aksi ini, bersama dengan agresi Rusia lebih lanjut di Polandia, memaksa Mustafa III menyatakan perang di
St.Petasburg segera sebelum kematiannya.
Dalam serangkaian korespondensi antara
pemikir Prancis terkemuka Voltaire dan Katarina yang Agung. Mustafa III
selalu menjadi bahan ejekan, dan Voltaire menyebutnya "gemuk dan
bodoh"
|
|
20
|
Abdul Hamid I
|
Abd-ul-Hamid
I (20 Maret 1725 - 7 April 1789) adalah Sultan Turki
Usmani dari 1774 sampai kematiannya.
Abd-ul-Hamid I adalah seorang penguasa
yang lemah. Perang diumumkan terhadap Kekaisaran Rusia, dan kurang dari setahun ia naik tahta, pasukannya
kalah dalam Pertempuran Kozlusa yamg membuat Turki Usmani terpaksa menandatangani Perjanjian Kucuk
Kainarca pada tanggal 21 Juli 1774.
Meskipun banyak kelemahan, ia dipandang sebagai sultan paling berhasil
di negaranya karena ia membentuk pasukan pemadam kebakaran, menjalankan kebijakan reformasi, perbaikan
militer, naiknya standar pendidikan, dll.
Abd-ul-Hamid I kemudian berhasil meredam sejumlah
pemberontakan di sejumlah provinsi, namun ia kehilangan Krimeria setelah
perang melawan Rusia, 2 tahun sebelum kematiannya.
|
|
|
21
|
Selim III
|
|
Selim III (lahir di Istanbul 24 Desember 1761 – meninggal di Istanbul,28 Juli 1808 pada umur 46 tahun) adalah Sultan Turki
Usmani, ananda dari Mustafa III dan
menggantikan pamandanya Abdul Hamid I.
Ia memerintah antara 7 April 1789 hingga 28 Mei 1807. sebagai seorang
pecinta musik Sultan Selim III juga
seorang komponis dan pemain sandiwara yang bagus.
Pasukan Yenisari menggulingkan Sultan Selim III dan ia
digantikan oleh keponakannya Mustafa IV. Selim III sendiri meninggal akibat
dibunuh.
|
|
|
|
|
|
|
Angka
|
Nama
|
Foto
|
Definisi
|
|
22
|
Mustafa IV
|
|
Mustafa IV (lahir di Istanbul 8 September 1779-
meninggal di Istanbul 5 November 1808 pada umur 29 tahun) adalah sultan Turki
Usmani dari tahun 1807 sampai 1808. ia adalah putra dari Abdul Hamid I (1774–89). Selama masa pemerintahan Selim III
(1789–1807), Mustafa dianggap menguntungkan oleh Sultan.
Namun, saat pemberontakan Yenisari
merebak pada masa Selim III, Mustafa membangkang terhadap Sultan dan
mendukung Yenisari yang menjatuhkan
Sultan tua, dan membuat Mustafa IV sebagai penguasa baru. Namun, simpati buat
Selim III terus berlangsung, dan pada 1808 sebuah pasukan di bawah Mustafa
Bayrakdar berangkar ke Istanbul untuk
mengembalikan Selim III ke tahta. Sebagai tanggapannya, Mustafa IV
memerintahkan eksekusi Selim III sebagaimana saudaranya yang lain
Mahmud. Ini akan membuat Mustafa IV
anggota pria satu-satunya yang tersisa di garis warisan dan, ia berharap,
kemudian memadamkan pemberontakan dengan menyingkirkan calon resmi tahta
lainnya. Selim III dibunuh, namun Mustafa IV dijatuhkan lagi dan digantikan
oleh Mahmud II (1808–39), yang telah menghindari eksekusi dengan bersembunyi.
Mustafa IV gagal mematahkan blokade Rusia atas Dardanella dan kemudian
dihukum mati pada tahun itu.
|
|
23
|
Mahmud II
|
|
Mahmud II adalah sultan Turki Usmani dari
1808 hingga 1839. Ia adalah Khalifah yang
mendorong Dunia Islam meniru Barat.Di Bawah kepemimpinannya sebagai Daulah
Islamiyah Ustmaniyah (Benteng umat Islam) Turki Utsmani sangat maju pesat dan
Negara Maju.
|
|
24
|
Abdul Mejid I
|
|
Abdul Mejid I (ejaan
lain 'Abd ül-Mecid, Abdülmecit dan Abd-ul-Mejid) (23 April 1823- 25 Juni
1861) adalah sultanTurki Usmani dan menggantikan ayahnya Mahmud II pada 2
Juli 1839. Masa pemerintahannya
ditandai dengan bangkitnya nasionalisme
di negara itu dan menempa persekutuan dengan kekuatan utama Eropa.
Abd-ul-Majid I, adalah ayah dari 4
orang sultan (Murad V, Abdul Hamid II, Mehmed V Resat dan Mehmed VI ahdeddin
(sultan ke-2 sebelum pembubaran Turki Usmani). Ia menitahkan pemugaran
terhadap Hagia Shopia, yang diawasi
oleh arsiitek Swiss Gaspar Fossati.
|
|
25
|
Abdul Azis
|
|
Abdul Azis adalah khalifah Turki Usmani yang
memerintah antara 1861 sampai 1876. lahir tahun 1830. menduduki tahta dari
1861 dan di copot dari jabatannya pada tahun 1876. ,
dan 4 hari setelah pencopotannya meninggal. Banyak sejarawan yakin bahwa ia
mati syahid setelah anggota Turki Muda mengatur persekongkolan untuk
membunuhnya dan mengumumkan kematiannya.
Ia mempersiapkan armada laut Utsmani yang menggentarkan
dengan menjadikannya armada nomor 3 di dunia saat itu, dan meningkatkan
kekuatan darat sampai 700.000 pasukan dengan persenjataan terbaru. Ia
membangun sekian sekolah penting, seperti sekolah pertambangan dan pertanahan
serta sekolah tinggi militer. Ia pernah berkunjung ke Mesir, Perancis,
Inggris, Prusia, Austria, dan Hongaria. Ia pergi ke Eropa untuk memengaruhi
Perancis membela khilafah Turki Utsmani, bukannya Rusia, di samping
menggalang kelompok Eropa untuk menghadapi kekuatan Rusia.
Di zamannya al-Ahkamul 'Adhiyah terbit di bawah pengawasan Ahmad Jawdat
Pasha, serta Terusan Suez dibuka.
|