NO
|
KHALIFAH
|
FOTO
|
|||
1.
|
Abdul
abas as-syafah (750 M)
|
|
|||
2
|
Abu
ja’far / Al manshur (754-785 M)
|
Abu
ja’far adalah khalifah pertama yang
menggunakan gelar untuk dirinya sendiri, ia menggunakan gelar Al mansyur,
pemerintahanya banyak mengakomodasi kepentingan masyarakat persia. Al mansyur
di anggap sebagai tonggak pembangunan kejayaan, namun itu di lakukanya
menggunakan tangan besi pula. Abdulah dan shalih bin ali, dua orang pamanya
yg menolak berbai’at untuknya dibunuh abu muslim atas suruhanya. Ia kemudian
mengenalkan konsep ‘wazir’ yg sekarang di istilahkan sebagai perdana mentri.
Di sisi lain baghdad di bangunnya sebagai pusat peradaban, ilmu dan kesenian
di kembangkan.
|
|||
3.
|
Al
mahdi (755-785 M)
|
Pada
masa kepemimpinanya, kemakmuran
masyarakat terwujud. Program irigasi berhasil meningkatkan produksi pertanian
berkali lipat. Jalur perdagangan dari asia tengah dan timur hingga eropa
melalui wilayah kekhalifahan abasyah berjalan pesat. Bersamaan dengan itu
ilmu pengetahuan tumbuh subur.
|
|||
4.
|
Al
hadi (785-786 M)
|
Al
hadi merupakan putra sulung al mahdi. Seperti ayahnya ia sangat terbuka
kepada semua orang di negrinya. Ia di anggap pengungasa yang selalu mendapat
penerangan dan melanjutkan gerakan progesif dari para pendahulunya.
Pemerintahanya yg pendek di timbulkan dengan sejumblah konflik militer dulu.
Pemberontakan husain bin ali bin hasan pecah, saat husain menyatakan dirinya
sebagai kholifah di madinah. Al hadi memedamkan pemberontakan dan membunuh
husain dan kebanyakan pendukungnya, namun saudara husain melarikan diri ke
maroko. Al hadi meninggal pada 786 M secara alamiyah. Kemudian al hadi di
gantikan adiknya sendiri Harun ar rasyid.
|
|||
5.
|
Harun
ar-rasyid 786-809
|
![]() |
Pada masa
kepemimpinanya harun ar-rasyid memanfatkan kekayaan negara untuk keperluan
sosial, lembaga pendidikan dokter, dan farmasi. Pada masanya sudah terdapat
paling tidak 800 dokter. Di samping itu, pemandian-pemandian umum juga
dibangun. Kesejahteraan, sosial, kesehatan,
pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusasteraan berada pada
zaman keemasannya. Pada masa inilah negara Islam menempatkan dirinya sebagai
negara terkuat dan tak tertandingi.
|
||
6.
|
Al
amin (809-813M)
|
Setelah
wafatnya harun ar-rasyid, al amin di angkat menjadi seorang khalifah. Pada
masa kepemimpinan al amin terjadi perang saudara antara al amin dan al
mak’mum yang menyebakan terbunuhnya al amin.
|
|||
7.
|
Al
mak’mun (813-833 M)
|
Almak’mum di
kenal sebagai khalifah yang sangat cinta pada ilmu filsafat. Pada masa
pemerintahanya, penerjemah buku-buku asing digalakan. Untuk menerjemahkan
buku-buku yunani,ia mengkaji penerjemah dari golongan kristen dan penganut
agama lain yang ahli. Ia juga banyak mendirikan sekolah,salah satu karya
besarnya yang terpenting adalah pembangunan baitul hikmah, pusat penerjemahan
yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan yang besar. Pada
masa al muk’min inilah baghdad mulai menjadi pusat kebudayaan dan ilmu
pengetahuan.
|
|||
8.
|
Al
mu’tasim (833-842 M)
|
Pada
masa kepemimpinannya khalifah al mu’tasim memberi peluang-peluang besar
kepada orang-orang turki untuk masuk dalam pemerintahan, keterlibatan mereka
di mulai sebagai tentara pengawal. Tidak seperti pada masa Daulah Umayyah, dinasti
Abbasiyah mengadakan perubahan sistem ketentaraan. Praktek orang-orang muslim
mengikuti perang sudah terhenti. Tentara dibina secara khusus menjadi
prajurit-prajurit profesional. Dengan demikian, kekuatan militer dinasti Bani
Abbas menjadi sangat kuat. Walaupun demikian, dalam periode ini banyak
tantangan dan gerakan politik yang mengganggu stabilitas, baik dari kalangan
Bani Abbas sendiri maupun dari luar.
|
|||
9.
|
Al
wasiq (842-847 M)
|
Watsiq bin Mu’tasim ialah Khalifah Bani Abbasiyah yang menjabat antara 842 sampai 847. Ia menggantikan ayahnya al-Mu'tasim Billah, dan menunjukkan ketertarikan yang mirip dalam belajar; sehingga ialah pelindung besar para sarjana, seperti seniman. Ia termasyhur karena bakat musiknya sendiri, dan dianggap telah menyusun lebih dari 100 lagu. Selama masa pemerintahannya, sejumlah pergolakan berkobar, yang terbesar ialah di Suriah dan Palestina. Pergolakan itu ialah akibat bertambahnya jurang besar antara penduduk Arab dan prajurit Turki yang terbentuk oleh ayah al-Watsiq, al-Mutasim. Pergolakan itu dipadamkan, namun antagonisme antara kedua kelompok itu terus meluas dengan angkatan Turki mendapatkan kekuasaan. Al-Watsiq meninggal pada 847 karena demam tinggi, dan digantikan saudaranya al-Mutawakkil | |||
10.
|
abu
fadl ja’far Al mutawakil (847-861 M)
|
Al
mutawakil lahir pada 205 H. riwayat lain menyatakan pada 207 H. ia di lantik
sebagai khalifah pada 24 djulhijah 232 H, setelah wafatnya al watsiq. Berbeda
dengan para pendahulunya yg cenderung
kepada paham mutazilah, ia cenderung kepada ahlus sunnah. Hal ini dilakukanya
dengan cara banyak membantu mereka yang memiki akidah dan pandangan ahlus
sunnah.
|
|||
11.
|
abu
ja’far harun Al muntashir (861-862 M)
|
Al
muntashir memiliki wajah manis,mata indah, hidung mancung, dan tinggi
semampai. Dia sangat karismatik, cerdas, dan gemar melakukan
kebaikan-kebaikan serta tidak suka berbuat zalim. Ia di lantik menjadi
khalifah ke 11 bani abasyah pada syawal 247 H. Dia memberhentikan dua
saudaranya. Al mu’taz dan al mu’ayad dari posisi sebagai putra mahkota
setelah di
tetapkan
sebelumnya oleh al mutawakil. Ia berkerja sama orang-orang turki untuk
merebut kekuasaan dengan cara membunuh ayahnya. Dia hanya memerintah selama
kurang lebih 6 bulan oleh orang-orang turki yg dulu membantunya membunuh
ayahnya sendiri.
|
|||
12.
|
Abu
abas ahmad al musta’in (862-866 M)
|
Al-Musta'in
dikenal sebagai orang yang berperangai baik, memiliki sifat-sifat yang utama,
sangat fasih berbicara, memiliki wawasan dan pandangan yang cukup luas, baik
budi pekertinya, dan dekat dengan rakyat. Al-Musta'in merupakan penggagas
pakaian lengan lebar yang luasnya sampai tiga jengkal. Ia adalah khalifah
yang pertama kali mengecilkan topi yang sebelumnya berukuran panjang. Ketika
dibaiat menjadi khalifah, usianya baru 28 tahun. Masa-masa emas kekuasaannya
hanya berlangsung awal-awal 251 H. Al-Musta'in kemudian membunuh Wazir Washif
dan Panglima Begha. Keduanya merupakan pemuka Turki yang sangat berpengaruh
saat itu.
|
|||
13.
|
Abu
abdulah muhamad Al mu’taz (866-896 M)
|
Al-Mu'tazz Naik tahta atas bantuan orang Turki, ia terbukti tepat sebagai murid orang Turki. Ia dikelilingi oleh kelompok-kelompok yang saling cemburu satu sama lain: Di Samarrah, bangsa Turki bermasalah dengan "bangsa Timur" Berber dan Moor sedangkan orang Arab dan Persia di Baghdad, yang telah mendukung al-Musta'in, saling membenci satu sama lain. Pertama kali khalifah ini memerintahkan pembunuhan khalifah sebelumnya al-Musta'in. Lalu saudaranya sendiri yang menjadi pewaris berikutnya. Saudaranya yang lain, Abu Ahmad, yang dengan gagah berani memimpin pasukan di perang terakhir di pihaknya, dimasukkan ke dalam penjara. | |||
14.
|
Abu
isaq muhamad Al muhtadi (869-870 M)
|
Al muhtadi
dihormati oleh Sultan
Seljuk
Sultan Malik
Shah,
yang selama masa pemerintahannya kekhalifahan diakui sepanjang kisaran meluas
dari penaklukan Seljuk. Arab, dengan
Kota Sucinya diambil alih dari Fatimiyah, dipuji lagi
atas yuridiksi spiritual Bani Abbasiyah. Sultan memberikan puterindanya pada
khalifah; dan pada kelahiran putranya, berharap bergabung dalam tahta umum.
Namun mimpi itu tak berbuah. Sang permasisuri yang tidak puas meninggalkan
negeri itu ke Isfahan bersama
bayuinya. Dan sultan sendiri menjadi cemburu pada campur tangan khalifah
dalam urusan negara, mengharapkannya berhenti dan pensiun ke Bashrah; namun
kematian Malik Shah setelah itu, membuat keinginan itu tak terwujud.
|
|||
15.
|
Abdul
abas ahmad Al mu’tamid (870-892 M)
|
Al-Mu'tamid
Alallah dilahirkan pada 229 H. Ibunya berasal dari Romawi bernama Fityan.
Tatkala Al-Muhtadi khalifah sebelumnya terbunuh, Al-Mu'tamid sedang berada
dalam penjara Jausaq. Ia pun dikeluarkan dan dilantik sebagai khalifah ke-15
Daulah Abbasiyah. Pada zamannya inilah terjadi pemberontakan orang-orang Zanj
yang memasuki Bashrah dan wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Mereka memasuki
Bashrah dengan pedang terhunus, lalu melakukan pengrusakan, pembakaran kota
dan penawanan kaum Muslimin. Pada saat itu terjadilah peperangan yang sangat
hebat antara kedua pasukan. Komando pasukan tentara di pihak Al-Mu'tamid
diserahkan kepada Al-Muwaffaq, saudaranya.
|
|||
16.
|
Al
mu’tadhidh (892-890 M)
|
Al Mu’tadid adalah penguasa
pemberani dan energik. Ia juga begitu toleran terhadap masyarakat syi’ah yang
dibuktikan dengan hadfiah besar kepada mereka dari pangeran
Tabaristan. Ia tidak menunjukan sikap yang tak menyenangkan, seperti
yang dilakukan pendahulunya. Tetapi terhadap Bani Umayah, ia
memerintahkan Bani Umayah dicela di do’a umum dan melarang semua
sebutan yang memuji mereka di debat-debat kelompok agama. Tetapi
kemudian ia menarik titah tersebut. Ia meninggal setelah memerintah
negaranya yang makmur selama 10 tahun, dan kekuasaan diteruskan oleh anaknya,
Al Muktafi, putranya dari istrinya yang berasal dari seorang budak
Turki.
|
|||
17.
|
Abdul
muhamad ali Al mu’tafi (902-905 M)
|
Secara
jasmani ia termasuk laki-laki yg paling tampan dimasanya, berambut hitam,
berjenggot lebat, dan rupawan. Al mu’tafi lahir pada rajab 246 H. Ia di lantik
menjadi khalifah ketika ayahnya sakit. Beliau hanya memerintah selama 6
tahun, 6 bulan, 19 hari. Pada masa kepemimpinanya yg relatif singkat ada
beberapa kejadian penting yg tercatat dalam sejarah antara lain gempa bumi di
baghdad, dan badai besar di wilayah basrau. Pada 295 H terjadi pertempuran
antara pasukan Almuktafi billah dan Al arisy. Ia meninggal dunia pada usia
yang relatif muda. Ia wafat pada usia 31 tahun.
|
|||
18.
|
Abdul
fadlja’far Al muqtadir (905-932 M)
|
Al
muqtadir lahir pada ramadhan 282 H. Di ceritakan, ibunya berasaldari
keturunan romawi. Dia adalah khalifah termuda. Ia mulai memerintah sejak usia
13 tahun. Ia sendiri menangkap para fugaha dan pemimpin yg menyatakan
pencopotan dirinya. Ia menyuruh rakyatnya untuk berbuat adil. Namun karna dia
masih terlalu muda, maka banyak perkara yg ia serahkan kepada orang yg di
anggap sanggup mengatasinya. Pada tahun 320
H muknis berhasilmembunuh Al muqtadir dengan memenggal kepalanya.
|
|||
19.
|
Abu
mansur muhamad Al Qahir (932-934 M)
|
Sesuai
dengan namanya Al Qahir yang berarti gagah perkasa, khalifah yang satu ini di
kenal berani dan gagah dalam peperangan. Ia di takuti dan di segani. Ia tak
ragu-ragu menumpahkan darah musuhnya, namun ia juga tamak terhadap harta
benda dan sangat keras kebijakanya. Usia pemerintahan Al Qahir tidak
berlangsung lama hanya 2 tahun saja. Setelah al qahir di tumbangkan, naiklah
Ar radhi menggantikanya pada 322 H.
|
|||
20.
|
Abdul
abas ahmad Ar radhi (934-940 M)
|
Ar
radhi di kenal sebagai seorang yang terbuka dan dermawan, ilmunya luas dan
seorang penyair yang fasih serta senang bergaul dengan para ulama. Ar radhi
memiliki banyak keutamaaan. Antara lain adalah khalifah terakhir yang
memiliki syair yang di bukukan, dan khalifah terakhir yang mampu melakukan
kutbah jum’at. Dia adalah khalifah pertama yg duduk bersama rakyat
(egaliter). Dia banyak melakukan langkah-langkah orang terdahulu, bahkan
dalam berpakaian dia selalu meniru orang-orang terdahulu.
|
|||
21.
|
Abu
ishaq ibrahim Al muttaqi (940-944 M)
|
Al-Muttaqi Billah Dia dilantik sebagai khalifah setelah
kematian saudaranya. Saat dilantik, ia berumur tiga puluh empat tahun.
Ibunya adalah mantan budak yang bernama
Khalub, ada pula yang menyebutkan nama ibunya adalah Zahrah.
|
|||
22.
|
Abdul
qasim abdullah Al mustakfi (944-946 M )
|
Al-Mustakfi bergelar Abu al-Qasim, dengan nama asli Abdullah bin al-Muktafi bin al-Mu'tadhid merupakan Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad Dia diangkat oleh Tuzun, seorang jenderal Turki yang menurunkan dan membutakan khalifah sebelumnya al-Muttaqi.Dia dilantik pada bulan Safar tahun 333 H atau September 944, pada saat berumur 41 tahun. Tuzun meninggal pada masa pemerintahannya. Dia kemudian dicopot dari jabatan dan dipenjarakan hingga meninggal dunia pada tahun 338 H atau tahun 950. | |||
23.
|
Al
muthi’ilah (946-974 M)
|
Al-Muthi' Lillahi bergelar Abu al-Qasim
dengan nama aslinya al-Fadhl bin al-Muqtadir bin al-Mu'tadhid merupakan
Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad yang berkuasa
dari tahun 946 sampai
974. Dia dilahirkan pada tahun 301 H / 914,
dan dilantik sebagai khalifah pada saat pencopotan al-Mustakfi bulan Jumadil Akhir 334 H atau
Januari 946.
|
|||
24.
|
Abdul
fadl abdul karim Ath thai (974-991 M)
|
Pada
masa pemerintahan Ath-Tha'i, pengaruh Syiah Rafidah semakin kuat di Mesir,
Ketika Adhuh Ad-Daulah dinobatkan sebagai pemangku kesultanan, upacara
dilakukan besar-besaran. Dia diarak keliling kota dengan memakai mahkota yang
berhiaskan permata dan di pinggangnya disandangkan pedang. Dia diberi dua
bendera. Salah satunya bendera dengan lapisan warna perak yang melambangkan
kekuasaan bagi gubernur dan yang satu lagi berwarna keemasan yang
menggambarkan kekuasaan bagi putra mahkota. Bendera kedua ini belum pernah
diberikan kepada siapa pun sebelumnya. Pada 368 H, Ath-Tha'i memerintahkan
seluruh penduduk agar setiap Subuh, Maghrib dan Isya, ditabuh genderang di
muka rumah Adhud Ad-Dauhlah. Dia juga memerintahkan agar dalam setiap khutbah
disebutkan namanya. Pada 369 H, Adhud Ad-Daulah meminta pada Ath-Tha'i agar
memberikan tambahan gelar padanya dengan julukan Taajul Millah. Dia meminta
penobatan baru dan meminta agar diberikan mahkota. Ath-Tha'i memenuhi
permintaannya.
|
|||
25.
|
Abdul
abas ahmad Al Qadir (991-1030 M)
|
Pelantikan
Khalifah Al-Qadir disambut suka cita oleh seluruh penduduk negeri. Sebab
sebelum dilantik sebagai khalifah, Al-Qadir dikenal berbudi mulia, memiliki
komitmen keagamaan yang mantap, memiliki wibawa, selalu melakukan shalat
tahajud, banyak melakukan tindakan-tindakan terpuji, dan banyak bersedekah.
Pada bulan Syawwal, terjadilah kesepakatan antara Al-Qadir dengan Baha Ad-Daulah. Mereka saling bersumpah untuk menepati kesepakatan. Khalifah Al-Qadir memberikan tugas khusus kepadanya. Pada 394 H, Baha Ad-Daulah menugaskan Asy-Syarif Abu Ahmad Al-Husain bin Musa Al-Musawi untuk menjabat di pengadilan dalam masalah-masalah haji, pidana, dan masalah-masalah perdata. Baha Ad-Daulah menuliskan hal ini dari Syairaz. Namun Asy-Syarif tidak melaksanakannya karena tidak mendapat izin dari Al-Qadir. |
|||
26.
|
Al
Qayyim (1070-1075 M)
|
Ibnul Qayyim
adalah orang yang pandai dan menguasai masalah madzhab, ilmu-ilmu keislaman,
ushuludin, tafsir, hadits, fikih dan ushul fikihnya, bahasa Arab, ilmu kalam,
nahwu, dan biografi. Selain itu beliau juga pandai mencerna perkataan para
ahli sufi, isyarat-isyarat dan rahasia-rahasianya. Beliau seorang yang brilian serta
sering memberikan fatwa.
Ketika
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah kembali dari Mesir pada tahun 712 H, beliaulah yang
selalu menyertainya sampai Syaikh wafat.
|
|||
27.
|
Al
muqtadi (1075-1094 M)
|
Al-Muqtadi . Ia dihotmati oleh Sultan Seljuk Sultan Malik Shah,
yang selama masa pemerintahannya kekhalifahan diakui sepanjang kisaran meluas
dari penaklukan Seljuk.
Arab, dengan Kota Sucinya diambil alih dari Fatimiyah, dipuji lagi atas yuridiksi spiritual Bani
Abbasiyah. Sultan memberikan puterindanya pada khalifah; dan pada kelahiran
putranya, berharap bergabung dalam tahta umum. Namun mimpi itu tak berbuah.
Sang permasisuri yang tidak puas meninggalkan negeri itu ke Isfahan bersama
bayuinya. Dan sultan sendiri menjadi cemburu pada campur tangan khalifah
dalam urusan negara, mengharapkannya berhenti dan pensiun ke Bashrah namun kematian Malik Shah setelah itu,
membuat keinginan itu tak terwujud.
|
|||
28.
|
Al
mustazhir (1094-1118 M)
|
Al-Mustazhir
memiliki perilaku lembut, berakhlak mulia, dan berlaku baik kepada setiap
orang. Ia banyak beramal saleh, tulisannya indah, dan tidak ada seorang pun
yang mampu menyamainya. Selain itu, ia dikenal sebagai sosok yang mencintai
ulama dan orang-orang saleh. Namun demikian, kekhilafahannya tidaklah mulus.
Bahkan pemerintahannya selalu berada dalam guncangan yang terus-menerus. Di
awal pemerintahannya, Al-Mustansir Al-Ubaidi, seorang pemimpin Syiah yang
berkuasa di Mesir meninggal dunia. Dia digantikan anaknya, Al-Musta'li Ahmad.
Di tahun ini, orang-orang Romawi berhasil merebut Balansiyah.
|
|||
29.
|
Al
mustarsyid (1118-1135 M)
|
Al-Mustarsyid Billah bergelar Abu Manshur dengan nama asli al-Fadhl bin al-Mustazhir Billah adalah Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad dari tahun 1118 sampai 1135. Dilahirkan pada bulan Rabiul Awal 485 H atau April 1092 dari seorang ibu yang mantan budak. Dia dilantik sebagai khalifah tatkala ayahnya meninggal dunia pada bulan Rabiul Awal 512 H atau Juli 1118. Al-Mustarsyid terbunuh di Muraghah pada hari Kamis tanggal 16 Dzulkaidah tahun 529 H / 28 Agustus 1135. | |||
30.
|
Ar
Rasyid (1135-1136 M)
|
Al-Ma'mun ar-Rasyid lahir 14 September 786 atau 15
Rabiul Awal 170 H dan
meninggal pada 9
Agustus 833 bergelar
Abu al-Abbas dengan nama asli Abdullah
bin ar-Rasyid bin al-Mahdi adalah
seorang khalifah Bani
Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 813 sampai 833, ia meninggal
pada usia 48 tahun. Al-Ma'mun adalah putera dari putra dari Khalifah Harun
Ar-Rasyid dan saudara dari khalifah sebelumnya Al-Amin.
|
|||
31.
|
Al
muktafi billah (1136-1160 M)
|
al-Muktafi adalah anak al-Mu'tadhid (892-902) dengan seorang budak Turki. Selama masa pemerintahannya yang sekitar 6 tahun, khilafah mendapat ancaman dari sejumlah bahaya yang dengan gagah berani dihadapi dan dipecahkan. Yang paling utama berasal dari Qaramitha, salah satu cabang Ismailiyah yang mulai berkembang selama tahun-tahun terakhir. Setelah masa pemerintahan bergolak selama 6-7 tahun, al-Muktafi bisa melihat-lihat dan mengetahui bahwa khilafah lebih aman daripada masa pemerintahan al-Mu'tasim Billah. Salah satu tindakan terakhirnya aalah kematian pangeran Samaniyan, yang mengakui suksesi puterandanya di Khorasan, dan menyampaikan padanya bendera yang ditempelkan dengan tangannya sendiri. al-Muktafi digantikan oleh saudaranya al-Muqtadir (908-932). | |||
32.
|
Al
mustanjid (1115-1170 M)
|
Al-Mustanjid bergelar Abu al-Muzhaffar dengan nama asli Yusuf bin al-Muqtafi adalah khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad. dari Dia dilahirkan pada tahun 508 H / 1115, dari seorang ibu yang mantan budak berasal dari Karji bernama Thawus, kemudian dinobatkan oleh ayahnya pada tahun 547 H / 1152 sebagai putera mahkota. Salah seorang dari istri al-Muqtafi menginginkan puteranya yang menjadi khalifah. Ia memperoleh dukungan dari banyak Amir, dan mempersenjatai budak-budak perempuannya dengan pisau untuk membunuh khalifah yang baru. Al-Mustanjid mengetahui hal ini, kemudian mempenjarakan saudara dan ibu tirinya tersebut. | |||
33.
|
Al
mustad’I (1170-1180 M)
|
Khalifah
ini di kenal penyabar, hati-hati dan lemah lembut. Tatkala di angkat sebagai
khalifah, dia memberi hadiah kepada pembesar negri dan yang lain, dalam
khutbah-khutbah di baghdad, ia selalu di sebut-sebut dia memberi uang kepada
rakyatnya.
|
|||
34.
|
An
Nashir (1180-1225 M)
|
Khalifah
an nashir merupakan khalifah yang memerintah dalam kurun paling lama, yaitu
hampir 46 tahun. Masa pemerintahanya di warnai dengan kestabilaan dan
kemuliaan serta keagungan. Tak satu pun yg melakukan pemberontakan kecuali
berhasil di taklukanya. An nashir di kenal juga cenderung melakukan tindakan
kontroversial dan juga berpihak pada syi’ah imamsiyah. Padahal perbuatan ini
tak di lakukan oleh para khalifah sebelumya.
|
|||
35.
|
Abu
nasr muhamad Azh-zhahir (1225-1226 M)
|
Azh-Zhahir Biamrillah bergelar Abu Nashr dengan nama
aslinya Muhammad bin an-Nashir
Lidinillah adalah Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Ia adalah
putera Abul
'Abbas Ahmadun Nashir li Dinillah. Di
masa pemerintahannya,
ia menurunkan pajak, dan membangun pasukan yang kuat. Sedikit yang bisa
diceritakan tentangnya (dan khalifah berikutnya) selain ia hangat dan saleh. Perang Salib tetap
berlarut-larut, sedangkan pewaris Saladin berselisih
di antara mereka sendiri. Ia meninggal pada 10 Juli 1226, 9 bulan
setelah pemerintahannya.
|
|||
36.
|
Abu
ja’far Al munstansir (1226-1242 M)
|
Al-Mustanshir
dikenal sebagai khalifah yang memiliki kemauan keras dan pemberani, terutama
dalam menghadapi musuh-musuhnya. Saat ia berkuasa, orang-orang Tartar
bermaksud menyerang Baghdad. Di tengah jalan mereka bertemu dengan pasukan
khalifah. Pasukan khalifah berhasil mengalahkan lawannya pada peperangan itu.
Khalifah Al-Mustanshir meninggal pada Jumat, 10 Jumadil Akhir 640 H.
|
|||
37.
|
Al-musta’
shim (1242-1258)
|
Al-Musta'shim Billah bergelar Abu Ahmad dan bernama lengkap Abdullah bin al-Mustanshir Billah (lahir 1213 - 20 Februari 1258). Dilahirkan pada tahun 609 H / 1213, beribukan seorang mantan budak yang bernama Hajar. Dilantik sebagai khalifah setelah kematian ayahnya. Diriwayatkan ia merupakan sosok yang pemurah, penyabar, batinnya sehat dan agamanya baik. Pada masanya, wilayah Kedaulatan Islam sedang terancam penyerbuan bangsa Mongol, bahkan beberapa wilayah Kedaulatan Islam telah jatuh ketangan Bangsa Mongol. Sementara di Andalusia, wilayah kedaulatan Islam sudah menyempit, sehingga akhirnya tinggal Granada saja yang tersisa. Sementara pertikaian yang melanda Kesultanan Ayubiyah turut memperlemah Kedaulatan Islam. |
Selasa, 28 Oktober 2014
KEKHALIFAHAN DINASTI ABASSYAH DI BAGHDAD 750-1258 M
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar