Selasa, 28 Oktober 2014

KEKHALIFAHAN DINASTI ABASSYAH DI BAGHDAD 750-1258 M




KELOMPOK3
KEKHALIFAHAN BANI ABASYAH DI BAGHDAD 750-1258 MASEHI

NO
KHALIFAH
FOTO
DEFINISI
1.
Abdul abas as-syafah (750 M)


Add caption
Muhamad as-saffah atau abbas berhasil merebut kekuasaan dari bani umayah pada 750 M. ia memanfaatkan ketidakpuasan orang-orang islam non arab, kalangan syi’ah serta keluarganya sendiri, keluarga hasyim. Ia membangun kekuasaan itu bersama abu muslim dari kurasan, maka yang di lakukanya adalah mengurangi pengaruh arab di pemerintahan. Hanya 4 tahun as-saffah memerintahan, dan ia pun meninggal.
2













Abu ja’far / Al manshur (754-785 M)
Abu ja’far  adalah khalifah pertama yang menggunakan gelar untuk dirinya sendiri, ia menggunakan gelar Al mansyur, pemerintahanya banyak mengakomodasi kepentingan masyarakat persia. Al mansyur di anggap sebagai tonggak pembangunan kejayaan, namun itu di lakukanya menggunakan tangan besi pula. Abdulah dan shalih bin ali, dua orang pamanya yg menolak berbai’at untuknya dibunuh abu muslim atas suruhanya. Ia kemudian mengenalkan konsep ‘wazir’ yg sekarang di istilahkan sebagai perdana mentri. Di sisi lain baghdad di bangunnya sebagai pusat peradaban, ilmu dan kesenian di kembangkan.
3.
Al mahdi (755-785 M)
Pada masa kepemimpinanya,  kemakmuran masyarakat terwujud. Program irigasi berhasil meningkatkan produksi pertanian berkali lipat. Jalur perdagangan dari asia tengah dan timur hingga eropa melalui wilayah kekhalifahan abasyah berjalan pesat. Bersamaan dengan itu ilmu pengetahuan tumbuh subur.
4.
Al hadi (785-786 M)
Al hadi merupakan putra sulung al mahdi. Seperti ayahnya ia sangat terbuka kepada semua orang di negrinya. Ia di anggap pengungasa yang selalu mendapat penerangan dan melanjutkan gerakan progesif dari para pendahulunya. Pemerintahanya yg pendek di timbulkan dengan sejumblah konflik militer dulu. Pemberontakan husain bin ali bin hasan pecah, saat husain menyatakan dirinya sebagai kholifah di madinah. Al hadi memedamkan pemberontakan dan membunuh husain dan kebanyakan pendukungnya, namun saudara husain melarikan diri ke maroko. Al hadi meninggal pada 786 M secara alamiyah. Kemudian al hadi di gantikan adiknya sendiri Harun ar rasyid.
5.
Harun ar-rasyid 786-809
Pada masa kepemimpinanya harun ar-rasyid memanfatkan kekayaan negara untuk keperluan sosial, lembaga pendidikan dokter, dan farmasi. Pada masanya sudah terdapat paling tidak 800 dokter. Di samping itu, pemandian-pemandian umum juga dibangun. Kesejahteraan, sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusasteraan berada pada zaman keemasannya. Pada masa inilah negara Islam menempatkan dirinya sebagai negara terkuat dan tak tertandingi.
6.
Al amin (809-813M)

Setelah wafatnya harun ar-rasyid, al amin di angkat menjadi seorang khalifah. Pada masa kepemimpinan al amin terjadi perang saudara antara al amin dan al mak’mum yang menyebakan terbunuhnya al amin.
7.
Al mak’mun (813-833 M)

Almak’mum di kenal sebagai khalifah yang sangat cinta pada ilmu filsafat. Pada masa pemerintahanya, penerjemah buku-buku asing digalakan. Untuk menerjemahkan buku-buku yunani,ia mengkaji penerjemah dari golongan kristen dan penganut agama lain yang ahli. Ia juga banyak mendirikan sekolah,salah satu karya besarnya yang terpenting adalah pembangunan baitul hikmah, pusat penerjemahan yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan yang besar. Pada masa al muk’min inilah baghdad mulai menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
8.
Al mu’tasim (833-842 M)

Pada masa kepemimpinannya khalifah al mu’tasim memberi peluang-peluang besar kepada orang-orang turki untuk masuk dalam pemerintahan, keterlibatan mereka di mulai sebagai tentara pengawal. Tidak seperti pada masa Daulah Umayyah, dinasti Abbasiyah mengadakan perubahan sistem ketentaraan. Praktek orang-orang muslim mengikuti perang sudah terhenti. Tentara dibina secara khusus menjadi prajurit-prajurit profesional. Dengan demikian, kekuatan militer dinasti Bani Abbas menjadi sangat kuat. Walaupun demikian, dalam periode ini banyak tantangan dan gerakan politik yang mengganggu stabilitas, baik dari kalangan Bani Abbas sendiri maupun dari luar.
9.
Al wasiq (842-847 M)

Watsiq bin Mu’tasim ialah Khalifah Bani Abbasiyah yang menjabat antara 842 sampai 847. Ia menggantikan ayahnya al-Mu'tasim Billah, dan menunjukkan ketertarikan yang mirip dalam belajar; sehingga ialah pelindung besar para sarjana, seperti seniman. Ia termasyhur karena bakat musiknya sendiri, dan dianggap telah menyusun lebih dari 100 lagu. Selama masa pemerintahannya, sejumlah pergolakan berkobar, yang terbesar ialah di Suriah dan Palestina. Pergolakan itu ialah akibat bertambahnya jurang besar antara penduduk Arab dan prajurit Turki yang terbentuk oleh ayah al-Watsiq, al-Mutasim. Pergolakan itu dipadamkan, namun antagonisme antara kedua kelompok itu terus meluas dengan angkatan Turki mendapatkan kekuasaan. Al-Watsiq meninggal pada 847 karena demam tinggi, dan digantikan saudaranya al-Mutawakkil
10.
abu fadl ja’far Al mutawakil (847-861 M)

Al mutawakil lahir pada 205 H. riwayat lain menyatakan pada 207 H. ia di lantik sebagai khalifah pada 24 djulhijah 232 H, setelah wafatnya al watsiq. Berbeda dengan para pendahulunya  yg cenderung kepada paham mutazilah, ia cenderung kepada ahlus sunnah. Hal ini dilakukanya dengan cara banyak membantu mereka yang memiki akidah dan pandangan ahlus sunnah.
11.
abu ja’far harun Al muntashir (861-862 M)

Al muntashir memiliki wajah manis,mata indah, hidung mancung, dan tinggi semampai. Dia sangat karismatik, cerdas, dan gemar melakukan kebaikan-kebaikan serta tidak suka berbuat zalim. Ia di lantik menjadi khalifah ke 11 bani abasyah pada syawal 247 H. Dia memberhentikan dua saudaranya. Al mu’taz dan al mu’ayad dari posisi sebagai putra mahkota setelah di
tetapkan sebelumnya oleh al mutawakil. Ia berkerja sama orang-orang turki untuk merebut kekuasaan dengan cara membunuh ayahnya. Dia hanya memerintah selama kurang lebih 6 bulan oleh orang-orang turki yg dulu membantunya membunuh ayahnya sendiri.
12.
Abu abas ahmad al musta’in (862-866 M)

Al-Musta'in dikenal sebagai orang yang berperangai baik, memiliki sifat-sifat yang utama, sangat fasih berbicara, memiliki wawasan dan pandangan yang cukup luas, baik budi pekertinya, dan dekat dengan rakyat. Al-Musta'in merupakan penggagas pakaian lengan lebar yang luasnya sampai tiga jengkal. Ia adalah khalifah yang pertama kali mengecilkan topi yang sebelumnya berukuran panjang. Ketika dibaiat menjadi khalifah, usianya baru 28 tahun. Masa-masa emas kekuasaannya hanya berlangsung awal-awal 251 H. Al-Musta'in kemudian membunuh Wazir Washif dan Panglima Begha. Keduanya merupakan pemuka Turki yang sangat berpengaruh saat itu.
13.
Abu abdulah muhamad Al mu’taz (866-896 M)

Al-Mu'tazz  Naik tahta atas bantuan orang Turki, ia terbukti tepat sebagai murid orang Turki. Ia dikelilingi oleh kelompok-kelompok yang saling cemburu satu sama lain: Di Samarrah, bangsa Turki bermasalah dengan "bangsa Timur" Berber dan Moor sedangkan orang Arab dan Persia di Baghdad, yang telah mendukung al-Musta'in, saling membenci satu sama lain. Pertama kali khalifah ini memerintahkan pembunuhan khalifah sebelumnya al-Musta'in. Lalu saudaranya sendiri yang menjadi pewaris berikutnya. Saudaranya yang lain, Abu Ahmad, yang dengan gagah berani memimpin pasukan di perang terakhir di pihaknya, dimasukkan ke dalam penjara.
14.
Abu isaq muhamad Al muhtadi (869-870 M)

Al muhtadi  dihormati oleh Sultan Seljuk Sultan Malik Shah, yang selama masa pemerintahannya kekhalifahan diakui sepanjang kisaran meluas dari penaklukan Seljuk. Arab, dengan Kota Sucinya diambil alih dari Fatimiyah, dipuji lagi atas yuridiksi spiritual Bani Abbasiyah. Sultan memberikan puterindanya pada khalifah; dan pada kelahiran putranya, berharap bergabung dalam tahta umum. Namun mimpi itu tak berbuah. Sang permasisuri yang tidak puas meninggalkan negeri itu ke Isfahan bersama bayuinya. Dan sultan sendiri menjadi cemburu pada campur tangan khalifah dalam urusan negara, mengharapkannya berhenti dan pensiun ke Bashrah; namun kematian Malik Shah setelah itu, membuat keinginan itu tak terwujud.
15.
Abdul abas ahmad Al mu’tamid (870-892 M)

Al-Mu'tamid Alallah dilahirkan pada 229 H. Ibunya berasal dari Romawi bernama Fityan. Tatkala Al-Muhtadi khalifah sebelumnya terbunuh, Al-Mu'tamid sedang berada dalam penjara Jausaq. Ia pun dikeluarkan dan dilantik sebagai khalifah ke-15 Daulah Abbasiyah. Pada zamannya inilah terjadi pemberontakan orang-orang Zanj yang memasuki Bashrah dan wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Mereka memasuki Bashrah dengan pedang terhunus, lalu melakukan pengrusakan, pembakaran kota dan penawanan kaum Muslimin. Pada saat itu terjadilah peperangan yang sangat hebat antara kedua pasukan. Komando pasukan tentara di pihak Al-Mu'tamid diserahkan kepada Al-Muwaffaq, saudaranya.
16.


Al mu’tadhidh (892-890 M)

Al Mu’tadid adalah penguasa pemberani dan energik. Ia juga begitu toleran terhadap masyarakat syi’ah yang dibuktikan dengan hadfiah besar kepada mereka dari pangeran Tabaristan. Ia tidak menunjukan sikap yang tak menyenangkan, seperti yang dilakukan pendahulunya. Tetapi terhadap Bani Umayah, ia memerintahkan Bani Umayah dicela di do’a umum dan melarang semua sebutan yang memuji mereka di debat-debat kelompok agama. Tetapi kemudian ia menarik titah tersebut. Ia meninggal setelah memerintah negaranya yang makmur selama 10 tahun, dan kekuasaan diteruskan oleh anaknya, Al Muktafi, putranya dari istrinya yang berasal dari seorang budak Turki.
17.

Abdul muhamad ali Al mu’tafi (902-905 M)

Secara jasmani ia termasuk laki-laki yg paling tampan dimasanya, berambut hitam, berjenggot lebat, dan rupawan. Al mu’tafi lahir pada rajab 246 H. Ia di lantik menjadi khalifah ketika ayahnya sakit. Beliau hanya memerintah selama 6 tahun, 6 bulan, 19 hari. Pada masa kepemimpinanya yg relatif singkat ada beberapa kejadian penting yg tercatat dalam sejarah antara lain gempa bumi di baghdad, dan badai besar di wilayah basrau. Pada 295 H terjadi pertempuran antara pasukan Almuktafi billah dan Al arisy. Ia meninggal dunia pada usia yang relatif muda. Ia wafat pada usia 31 tahun.
18.
Abdul fadlja’far Al muqtadir (905-932 M)

Al muqtadir lahir pada ramadhan 282 H. Di ceritakan, ibunya berasaldari keturunan romawi. Dia adalah khalifah termuda. Ia mulai memerintah sejak usia 13 tahun. Ia sendiri menangkap para fugaha dan pemimpin yg menyatakan pencopotan dirinya. Ia menyuruh rakyatnya untuk berbuat adil. Namun karna dia masih terlalu muda, maka banyak perkara yg ia serahkan kepada orang yg di anggap sanggup mengatasinya. Pada tahun 320  H muknis berhasilmembunuh Al muqtadir dengan memenggal kepalanya.
19.
Abu mansur muhamad Al Qahir (932-934 M)

Sesuai dengan namanya Al Qahir yang berarti gagah perkasa, khalifah yang satu ini di kenal berani dan gagah dalam peperangan. Ia di takuti dan di segani. Ia tak ragu-ragu menumpahkan darah musuhnya, namun ia juga tamak terhadap harta benda dan sangat keras kebijakanya. Usia pemerintahan Al Qahir tidak berlangsung lama hanya 2 tahun saja. Setelah al qahir di tumbangkan, naiklah Ar radhi menggantikanya pada 322 H.
20.
Abdul abas ahmad Ar radhi (934-940 M)

Ar radhi di kenal sebagai seorang yang terbuka dan dermawan, ilmunya luas dan seorang penyair yang fasih serta senang bergaul dengan para ulama. Ar radhi memiliki banyak keutamaaan. Antara lain adalah khalifah terakhir yang memiliki syair yang di bukukan, dan khalifah terakhir yang mampu melakukan kutbah jum’at. Dia adalah khalifah pertama yg duduk bersama rakyat (egaliter). Dia banyak melakukan langkah-langkah orang terdahulu, bahkan dalam berpakaian dia selalu meniru orang-orang terdahulu.

21.

Abu ishaq ibrahim Al muttaqi (940-944 M)

Al-Muttaqi Billah  Dia dilantik sebagai khalifah setelah kematian saudaranya. Saat dilantik, ia berumur tiga puluh empat tahun. Ibunya adalah mantan budak yang bernama Khalub, ada pula yang menyebutkan nama ibunya adalah Zahrah.
22.

Abdul qasim abdullah Al mustakfi (944-946 M )

Al-Mustakfi bergelar Abu al-Qasim, dengan nama asli Abdullah bin al-Muktafi bin al-Mu'tadhid merupakan Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad Dia diangkat oleh Tuzun, seorang jenderal Turki yang menurunkan dan membutakan khalifah sebelumnya al-Muttaqi.Dia dilantik pada bulan Safar tahun 333 H atau September 944, pada saat berumur 41 tahun. Tuzun meninggal pada masa pemerintahannya. Dia kemudian dicopot dari jabatan dan dipenjarakan hingga meninggal dunia pada tahun 338 H atau tahun 950.
23.
Al muthi’ilah (946-974 M)

Al-Muthi' Lillahi bergelar Abu al-Qasim dengan nama aslinya al-Fadhl bin al-Muqtadir bin al-Mu'tadhid merupakan Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad yang berkuasa dari tahun 946 sampai 974. Dia dilahirkan pada tahun 301 H / 914, dan dilantik sebagai khalifah pada saat pencopotan al-Mustakfi bulan Jumadil Akhir 334 H atau Januari 946.
24.
Abdul fadl abdul karim Ath thai (974-991 M)

Pada masa pemerintahan Ath-Tha'i, pengaruh Syiah Rafidah semakin kuat di Mesir, Ketika Adhuh Ad-Daulah dinobatkan sebagai pemangku kesultanan, upacara dilakukan besar-besaran. Dia diarak keliling kota dengan memakai mahkota yang berhiaskan permata dan di pinggangnya disandangkan pedang. Dia diberi dua bendera. Salah satunya bendera dengan lapisan warna perak yang melambangkan kekuasaan bagi gubernur dan yang satu lagi berwarna keemasan yang menggambarkan kekuasaan bagi putra mahkota. Bendera kedua ini belum pernah diberikan kepada siapa pun sebelumnya. Pada 368 H, Ath-Tha'i memerintahkan seluruh penduduk agar setiap Subuh, Maghrib dan Isya, ditabuh genderang di muka rumah Adhud Ad-Dauhlah. Dia juga memerintahkan agar dalam setiap khutbah disebutkan namanya. Pada 369 H, Adhud Ad-Daulah meminta pada Ath-Tha'i agar memberikan tambahan gelar padanya dengan julukan Taajul Millah. Dia meminta penobatan baru dan meminta agar diberikan mahkota. Ath-Tha'i memenuhi permintaannya.
25.
Abdul abas ahmad Al Qadir (991-1030 M)

Pelantikan Khalifah Al-Qadir disambut suka cita oleh seluruh penduduk negeri. Sebab sebelum dilantik sebagai khalifah, Al-Qadir dikenal berbudi mulia, memiliki komitmen keagamaan yang mantap, memiliki wibawa, selalu melakukan shalat tahajud, banyak melakukan tindakan-tindakan terpuji, dan banyak bersedekah.
Pada bulan Syawwal, terjadilah kesepakatan antara Al-Qadir dengan Baha Ad-Daulah. Mereka saling bersumpah untuk menepati kesepakatan. Khalifah Al-Qadir memberikan tugas khusus kepadanya.
Pada 394 H, Baha Ad-Daulah menugaskan Asy-Syarif Abu Ahmad Al-Husain bin Musa Al-Musawi untuk menjabat di pengadilan dalam masalah-masalah haji, pidana, dan masalah-masalah perdata. Baha Ad-Daulah menuliskan hal ini dari Syairaz. Namun Asy-Syarif tidak melaksanakannya karena tidak mendapat izin dari Al-Qadir.
26.
Al Qayyim (1070-1075 M)

Ibnul Qayyim adalah orang yang pandai dan menguasai masalah madzhab, ilmu-ilmu keislaman, ushuludin, tafsir, hadits, fikih dan ushul fikihnya, bahasa Arab, ilmu kalam, nahwu, dan biografi. Selain itu beliau juga pandai mencerna perkataan para ahli sufi, isyarat-isyarat dan rahasia-rahasianya. Beliau seorang yang brilian serta sering memberikan fatwa.
Ketika Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah kembali dari Mesir pada tahun 712 H, beliaulah yang selalu menyertainya sampai Syaikh wafat.
27.
Al muqtadi (1075-1094 M)

Al-Muqtadi . Ia dihotmati oleh Sultan Seljuk Sultan Malik Shah, yang selama masa pemerintahannya kekhalifahan diakui sepanjang kisaran meluas dari penaklukan Seljuk. Arab, dengan Kota Sucinya diambil alih dari Fatimiyah, dipuji lagi atas yuridiksi spiritual Bani Abbasiyah. Sultan memberikan puterindanya pada khalifah; dan pada kelahiran putranya, berharap bergabung dalam tahta umum. Namun mimpi itu tak berbuah. Sang permasisuri yang tidak puas meninggalkan negeri itu ke Isfahan bersama bayuinya. Dan sultan sendiri menjadi cemburu pada campur tangan khalifah dalam urusan negara, mengharapkannya berhenti dan pensiun ke Bashrah  namun kematian Malik Shah setelah itu, membuat keinginan itu tak terwujud.
28.
Al mustazhir (1094-1118 M)

Al-Mustazhir memiliki perilaku lembut, berakhlak mulia, dan berlaku baik kepada setiap orang. Ia banyak beramal saleh, tulisannya indah, dan tidak ada seorang pun yang mampu menyamainya. Selain itu, ia dikenal sebagai sosok yang mencintai ulama dan orang-orang saleh. Namun demikian, kekhilafahannya tidaklah mulus. Bahkan pemerintahannya selalu berada dalam guncangan yang terus-menerus. Di awal pemerintahannya, Al-Mustansir Al-Ubaidi, seorang pemimpin Syiah yang berkuasa di Mesir meninggal dunia. Dia digantikan anaknya, Al-Musta'li Ahmad. Di tahun ini, orang-orang Romawi berhasil merebut Balansiyah.
29.
Al mustarsyid (1118-1135 M)

Al-Mustarsyid Billah bergelar Abu Manshur dengan nama asli al-Fadhl bin al-Mustazhir Billah adalah Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad dari tahun 1118 sampai 1135. Dilahirkan pada bulan Rabiul Awal 485 H atau April 1092 dari seorang ibu yang mantan budak. Dia dilantik sebagai khalifah tatkala ayahnya meninggal dunia pada bulan Rabiul Awal 512 H atau Juli 1118. Al-Mustarsyid terbunuh di Muraghah pada hari Kamis tanggal 16 Dzulkaidah tahun 529 H / 28 Agustus 1135.
30.
Ar Rasyid (1135-1136 M)

Al-Ma'mun ar-Rasyid  lahir 14 September 786 atau 15 Rabiul Awal 170 H dan meninggal pada 9 Agustus 833 bergelar Abu al-Abbas dengan nama asli Abdullah bin ar-Rasyid bin al-Mahdi adalah seorang khalifah Bani Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 813 sampai 833, ia meninggal pada usia 48 tahun. Al-Ma'mun adalah putera dari putra dari Khalifah Harun Ar-Rasyid dan saudara dari khalifah sebelumnya Al-Amin.
31.

Al muktafi billah (1136-1160 M)

al-Muktafi adalah anak al-Mu'tadhid (892-902) dengan seorang budak Turki. Selama masa pemerintahannya yang sekitar 6 tahun, khilafah mendapat ancaman dari sejumlah bahaya yang dengan gagah berani dihadapi dan dipecahkan. Yang paling utama berasal dari Qaramitha, salah satu cabang Ismailiyah yang mulai berkembang selama tahun-tahun terakhir. Setelah masa pemerintahan bergolak selama 6-7 tahun, al-Muktafi bisa melihat-lihat dan mengetahui bahwa khilafah lebih aman daripada masa pemerintahan al-Mu'tasim Billah. Salah satu tindakan terakhirnya aalah kematian pangeran Samaniyan, yang mengakui suksesi puterandanya di Khorasan, dan menyampaikan padanya bendera yang ditempelkan dengan tangannya sendiri. al-Muktafi digantikan oleh saudaranya al-Muqtadir (908-932).
32.

Al mustanjid (1115-1170 M)

Al-Mustanjid  bergelar Abu al-Muzhaffar dengan nama asli Yusuf bin al-Muqtafi adalah khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad. dari Dia dilahirkan pada tahun 508 H / 1115, dari seorang ibu yang mantan budak berasal dari Karji bernama Thawus, kemudian dinobatkan oleh ayahnya pada tahun 547 H / 1152 sebagai putera mahkota. Salah seorang dari istri al-Muqtafi menginginkan puteranya yang menjadi khalifah. Ia memperoleh dukungan dari banyak Amir, dan mempersenjatai budak-budak perempuannya dengan pisau untuk membunuh khalifah yang baru. Al-Mustanjid mengetahui hal ini, kemudian mempenjarakan saudara dan ibu tirinya tersebut.
33.

Al mustad’I (1170-1180 M)

Khalifah ini di kenal penyabar, hati-hati dan lemah lembut. Tatkala di angkat sebagai khalifah, dia memberi hadiah kepada pembesar negri dan yang lain, dalam khutbah-khutbah di baghdad, ia selalu di sebut-sebut dia memberi uang kepada rakyatnya.
34.

An Nashir (1180-1225 M)

Khalifah an nashir merupakan khalifah yang memerintah dalam kurun paling lama, yaitu hampir 46 tahun. Masa pemerintahanya di warnai dengan kestabilaan dan kemuliaan serta keagungan. Tak satu pun yg melakukan pemberontakan kecuali berhasil di taklukanya. An nashir di kenal juga cenderung melakukan tindakan kontroversial dan juga berpihak pada syi’ah imamsiyah. Padahal perbuatan ini tak di lakukan oleh para khalifah sebelumya.
35.
Abu nasr muhamad Azh-zhahir (1225-1226 M)

Azh-Zhahir Biamrillah  bergelar Abu Nashr dengan nama aslinya Muhammad bin an-Nashir Lidinillah adalah Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Ia adalah putera Abul 'Abbas Ahmadun Nashir li Dinillah. Di masa pemerintahannya, ia menurunkan pajak, dan membangun pasukan yang kuat. Sedikit yang bisa diceritakan tentangnya (dan khalifah berikutnya) selain ia hangat dan saleh. Perang Salib tetap berlarut-larut, sedangkan pewaris Saladin berselisih di antara mereka sendiri. Ia meninggal pada 10 Juli 1226, 9 bulan setelah pemerintahannya.
36.

Abu ja’far Al munstansir (1226-1242 M)

Al-Mustanshir dikenal sebagai khalifah yang memiliki kemauan keras dan pemberani, terutama dalam menghadapi musuh-musuhnya. Saat ia berkuasa, orang-orang Tartar bermaksud menyerang Baghdad. Di tengah jalan mereka bertemu dengan pasukan khalifah. Pasukan khalifah berhasil mengalahkan lawannya pada peperangan itu. Khalifah Al-Mustanshir meninggal pada Jumat, 10 Jumadil Akhir 640 H.
37.
Al-musta’ shim (1242-1258)

Al-Musta'shim Billah bergelar Abu Ahmad dan bernama lengkap Abdullah bin al-Mustanshir Billah (lahir 1213 - 20 Februari 1258). Dilahirkan pada tahun 609 H / 1213, beribukan seorang mantan budak yang bernama Hajar. Dilantik sebagai khalifah setelah kematian ayahnya. Diriwayatkan ia merupakan sosok yang pemurah, penyabar, batinnya sehat dan agamanya baik. Pada masanya, wilayah Kedaulatan Islam sedang terancam penyerbuan bangsa Mongol, bahkan beberapa wilayah Kedaulatan Islam telah jatuh ketangan Bangsa Mongol. Sementara di Andalusia, wilayah kedaulatan Islam sudah menyempit, sehingga akhirnya tinggal Granada saja yang tersisa. Sementara pertikaian yang melanda Kesultanan Ayubiyah turut memperlemah Kedaulatan Islam.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar